Dulu Semangat, Sekarang Kenapa Lesu?
(Galatia 5:7)
📅 19 Jul 2025
✍️ Pdt. Dr. Irvan Hutasoit
Engkau pernah berlari dengan semangat. Hatimu berkobar. Doamu penuh nyala. Kau melayani dengan sukacita, membaca Firman seperti menemukan air di tanah kering. Imanmu berjalan cepat, tegap, dan arahmu jelas. Tapi sekarang, langkahmu terdengar pelan. Nafasmu berat. Matamu mulai melirik ke kanan dan ke kiri. Ada suara yang membujukmu untuk istirahat dari kebenaran. Ada tangan yang menepuk pundakmu, seolah berkata, “Sudah cukup. Tak perlu terlalu taat.” Kau tak langsung berhenti. Tapi langkahmu berubah. Semangatmu memudar. Bukan karena tak tahu arah, tapi karena ada yang menghalangi. Paulus bertanya dengan lembut namun tajam: “Siapa yang menghalangi kamu?.
Pertanyaan itu masih bergema hari ini. Mungkin bukan orang lain yang menghalangi, tapi keraguan yang tumbuh perlahan dalam hatimu. Mungkin luka yang belum sembuh. Kekecewaan terhadap orang gereja, atau harapan yang tak kunjung terjawab. Atau bisa jadi karena kita terlalu lelah berbuat baik, lalu mulai mencari jalan pintas yang tampaknya lebih mudah. Namun kebenaran bukanlah jalan pintas. Ia adalah jalan panjang yang butuh kesetiaan, bukan kecepatan. Tuhan tidak mencari pelari tercepat, tapi pelari yang tidak menyerah. Yang tetap melangkah, walau pelan. Yang bangkit lagi, meski sempat jatuh. Yang tetap memegang tangan-Nya, sekalipun dunia menawarkan genggaman lain.
Kita semua pernah berlomba dengan baik. Tapi dunia ini penuh suara. Penuh gangguan. Penuh ajakan untuk berhenti atau berbalik arah. Maka hari ini, jika langkahmu terasa berat, kembalilah menoleh pada tujuanmu. Ingat siapa yang kau ikuti. Ingat kepada siapa engkau pernah menyerahkan hidupmu. Kristus tidak pernah menghalangi. Ia justru berdiri di garis akhir, tersenyum, dan berkata, “Teruslah berjalan. Aku menantimu.”
📤 Bagikan via WhatsApp
⬅ Kembali ke Daftar Renungan
Belum ada komentar untuk renungan ini.