Ketika Luka Menjadi Jalan Allah
(Yesaya 61:1)
📅 21 Aug 2025
✍️ Pdt. Dr. Irvan Hutasoit
Sering kali, hidup membawa kita ke sudut-sudut yang gelap. Luka yang tidak sembuh, kehilangan yang menekan dada, atau rasa gagal yang menuntut kita menyerah, dapat membuat hati terasa sempit dan berat. Dalam saat-saat seperti itu, Yesaya 61:1 mengingatkan kita bahwa Roh Tuhan hadir di tengah penderitaan. Allah tidak meninggalkan kita dalam kesepian atau kesakitan; Dia mengurapi kita, tidak hanya untuk membebaskan, tetapi juga untuk merawat hati yang remuk dan menghidupkan kembali jiwa yang letih.
Luka bukanlah akhir dari cerita kita. Dalam perspektif Allah, luka bisa menjadi jalan — jalan untuk bertemu dengan kasih-Nya yang lembut, untuk belajar bergantung pada-Nya, dan untuk menjadi saksi bagi orang lain yang terluka. Roh-Nya menapak lembut di sisi kita, menyeka air mata yang tertahan, menenangkan hati yang cemas, dan meneguhkan langkah yang goyah. Bahkan saat dunia mungkin menghakimi atau mengabaikan penderitaan kita, Allah hadir nyata, menawarkan pemulihan yang tidak tergantung pada kemampuan kita sendiri.
Lebih dari sekadar menerima penghiburan, kita dipanggil untuk menjadi saluran kasih itu bagi sesama. Dalam setiap perhatian kecil, kata yang menenangkan, atau tindakan yang membebaskan, kita memungkinkan Roh Tuhan bekerja melalui hidup kita. Setiap hati yang remuk yang kita jaga, setiap orang yang kita bantu berdiri dari keterpurukan, menjadi perpanjangan tangan Allah yang mengurapi dan membebaskan.
Ketika luka menjadi jalan Allah, kita belajar melihat hidup dari perspektif-Nya: bahwa pembebasan sejati tidak selalu datang dari hilangnya masalah, tetapi dari hati yang disembuhkan, jiwa yang diangkat, dan sukacita yang lahir di tengah kelemahan. Roh Tuhan hadir untuk membawa kita keluar dari penjara hati, menguatkan yang lemah, dan menyalakan harapan yang tak bisa direnggut dunia. Dalam kasih dan anugerah-Nya, setiap luka dapat menjadi awal kehidupan baru yang penuh pengharapan dan damai.
📤 Bagikan via WhatsApp
⬅ Kembali ke Daftar Renungan
Belum ada komentar untuk renungan ini.