Dalam Pegangan-Nya yang Tak Terlepas
(Mazmur 63:8)
📅 07 Aug 2025
✍️ Pdt. Dr. Irvan Hutasoit
Dalam hidup yang sering bergejolak, kita mudah merasa terseret oleh arus ketidakpastian, kelelahan, dan kekhawatiran. Namun di tengah pusaran itu, pemazmur menyatakan sesuatu yang sangat pribadi dan mendalam: "Jiwaku melekat kepada-Mu." Ini bukan sekadar ungkapan religius, melainkan pernyataan cinta dan ketergantungan yang total kepada Allah. Seperti anak yang tidak ingin lepas dari pelukan ibunya, jiwa pemazmur berpegang erat pada Tuhan.
Kata melekat (Ibrani: dabaq) dalam teks ini memiliki makna yang kuat, seperti lem yang merekatkan dua benda hingga tidak terpisahkan. Inilah gambaran relasi yang intim, penuh kelekatan, yang bukan sekadar tentang percaya kepada Tuhan, tetapi tentang hidup dalam kesadaran penuh akan kehadiran-Nya yang menopang setiap langkah.
Salah satu momen yang menggetarkan hati dalam sejarah Indonesia Idol adalah ketika Regina Ivanova tampil membawakan lagu rohani "I Believe I Can Fly" dengan ekspresi yang begitu tulus dan suara penuh emosi. Di balik penampilannya yang memukau, Regina pernah berbagi bahwa kekuatan terbesar dalam hidupnya datang dari iman kepada Tuhan yang tidak pernah meninggalkannya, terutama saat ia merasa tidak berarti atau ditinggalkan. Ia berkata, ketika semua orang menjauh, hanya kasih Tuhan yang tetap setia memeluknya. Kesaksian ini menjadi gambaran nyata dari apa yang dikatakan oleh Henri Nouwen: "Kita tidak akan pernah benar-benar aman sampai kita menyadari bahwa kita dicintai tanpa syarat oleh Allah."
Nouwen tidak berbicara tentang kasih yang didasarkan pada kebaikan atau keberhasilan, tetapi kasih yang tetap ada bahkan ketika kita gagal, berdosa, atau kehilangan arah. Ketika seseorang tahu bahwa ia dicintai tanpa syarat oleh Allah, ia tidak lagi hidup untuk mengejar penerimaan atau penghormatan dunia yang kerap berubah-ubah. Ia hidup dalam damai, karena mengetahui, hatinya aman dalam pelukan Tuhan. Inilah yang memberi kekuatan bagi jiwa untuk tetap melekat, bukan karena keadaan selalu baik, tetapi karena ada tangan yang menopang, dan ada kasih yang tidak pernah melepaskan.
Jika hari ini anda merasa lelah, kosong, atau bahkan jauh dari Tuhan, biarlah ayat ini menjadi doa dan harapan. Jadikan kelekatan kepada-Nya sebagai napas hidup yang memberi kekuatan. Jangan menunggu keadaan membaik baru mendekat, justru di tengah kesulitanlah kita menemukan bahwa tangan kanan-Nya menopang, bahkan ketika kaki kita tak sanggup lagi berdiri.
Mari terus melekat pada Tuhan, bukan hanya dalam ibadah, tetapi dalam detak kehidupan kita sehari-hari. Dalam keheningan dan dalam keramaian, biarlah kita mengalami kekuatan tangan kanan-Nya yang tak pernah membiarkan kita terjatuh. Peganglah Dia, karena Dia terlebih dahulu memegangmu.
📤 Bagikan via WhatsApp
⬅ Kembali ke Daftar Renungan
Belum ada komentar untuk renungan ini.