Nama Baru di Hati Allah

(Yesaya 62:2)
📅 05 Aug 2025
✍️ Pdt. Irvan Hutasoit
Suatu ketika, seorang anak yatim piatu menerima nama panggilan baru dari keluarga angkatnya. Nama itu sederhana, tetapi mengubah segalanya: ia merasa dikasihi, diterima, dan memiliki masa depan. Demikianlah kasih Allah bekerja — memberi nama baru, bukan sekadar label, tetapi jati diri baru sebagai tanda dikasihi-Nya.

Yesaya 62:2 berbicara tentang masa ketika bangsa Tuhan akan disebut dengan nama baru yang ditentukan sendiri oleh Allah. Di tengah reruntuhan masa lalu, kehancuran moral, dan luka sejarah, Allah datang bukan hanya memperbaiki, tetapi memperbaharui identitas umat-Nya. Inilah pengharapan bagi jiwa-jiwa yang merasa hancur dan kehilangan nama baik — bahwa Tuhan tidak menyerah pada masa lalu kita.
Dalam tradisi patristik, St. Gregorius dari Nazianzus menyebut nama baru sebagai "metanoia yang memateraikan kasih karunia Allah dalam batin umat-Nya". Perubahan nama bukan sebatas sebutan, melainkan karya transformasi Allah dalam relung terdalam: dari putus asa menjadi pengharapan, dari "yang ditinggalkan" menjadi "yang diperkenan". Nama baru berarti panggilan baru; arah hidup berubah karena Allah sendiri yang menuntunnya.

Seringkali kita membiarkan masa lalu menjadi identitas permanen kita. Kenangan buruk, kegagalan, dan dosa-dosa seakan menjadi stempel yang tak terhapuskan. Tetapi Yesaya mengingatkan: Allah sanggup mengganti stempel itu dengan nama yang ditulis oleh tangan kasih-Nya sendiri. Ia memberi kita nama yang lahir dari rencana-Nya, bukan dari luka-luka kita.

Hari ini, marilah kita melangkah dengan keyakinan bahwa Allah terus menulis nama kita di hadapan bangsa-bangsa. Biarlah jiwa kita tinggal dalam pengharapan: bahwa di tengah perjalanan hidup ini, kita sedang menuju kepenuhan identitas baru yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan. Nama baru itu bukan sekadar untuk disebut — melainkan untuk dihidupi sebagai umat yang telah ditebus, dikasihi, dan dimuliakan-Nya.
Komentar & Jawaban (maksimal 10 komentar):

Belum ada komentar untuk renungan ini.

Jika anda punya pertanyaan terkait renungan ini, sila ajukan dengan mengisir form di bawah ini. Segera akan kami respons.

Nomor HP tidak ditampilkan ke publik
📤 Bagikan via WhatsApp ⬅ Kembali ke Daftar Renungan