Kemuliaan Siapa yang Kau Cari?

(Yohanes 5:44)
đź“… 30 Jul 2025
✍️ Pdt. Dr. Irvan Hutasoit
Di tengah dunia yang riuh oleh kebutuhan akan pengakuan, kita terjebak dalam perangkap tak terlihat: menjadi manusia yang lapar akan pujian dari sesama. Di media sosial, di kantor, bahkan di gereja, ada kecenderungan untuk lebih peduli pada sorotan manusia daripada tatapan Allah. Yohanes 5:44 seperti cermin yang memantulkan bayangan tersembunyi dari iman yang rapuh—iman yang ditukar dengan pengakuan sesaat.

Yesus menegur orang-orang Yahudi yang, meski mengenal hukum, gagal percaya karena hati mereka lebih tertarik pada kemuliaan antar manusia. Ini bukan hanya kritik terhadap masa lampau, tapi teguran bagi hati kita hari ini. Kita mungkin rajin beribadah, aktif melayani, tekun belajar firman, tetapi diam-diam mengukur nilai diri dari berapa banyak orang memuji, bukan dari apa yang Allah lihat dalam kesunyian hati.

Seperti yang diungkapkan teolog Dietrich Bonhoeffer, “Iman sejati tidak membutuhkan sorak sorai dunia, karena ia hidup dalam hadirat Allah yang tersembunyi.” Iman tidak tumbuh di panggung yang gemerlap, tetapi dalam ruang batin yang jujur, di mana kita mencari kemuliaan Allah dan bukan sorakan penonton.

Renungan hari ini mengajak kita menyelam ke kedalaman motivasi. Hidup ini bukanlah untuk menyenangkan dunia, melainkan untuk berjalan dalam kehendak Allah. Mengukur diri dengan standar dunia hanya akan menyesatkan, sedangkan membiarkan Allah menjadi satu-satunya sumber makna akan membawa kita kepada iman yang sejati.

Dalam dunia yang mencintai sorotan, marilah kita menjadi pribadi yang mencari terang sejati—bukan dari sorot kamera, tapi dari wajah Allah yang memandang dengan kasih.
Komentar & Jawaban (maksimal 10 komentar):

Belum ada komentar untuk renungan ini.

Jika anda punya pertanyaan terkait renungan ini, sila ajukan dengan mengisir form di bawah ini. Segera akan kami respons.

Nomor HP tidak ditampilkan ke publik
📤 Bagikan via WhatsApp ⬅ Kembali ke Daftar Renungan