Bertumbuh dalam Kasih, Bertahan dalam Iman

(2 Tesalonika 1:3)
📅 26 Jul 2025
✍️ Pdt. Dr. Irvan Hutasoit
Di satu sudut desa, sepasang lansia duduk di beranda rumah sederhana. Mereka tidak lagi sekuat dulu. Gerak mereka melambat. Tetapi setiap pagi, sang suami masih menyeduhkan teh untuk istrinya, tanpa diminta. Ia berkata, "Bukan karena aku kuat, tetapi karena aku tetap ingin belajar mengasihi."

Paulus menulis kepada jemaat Tesalonika, sebuah jemaat Kristen mula-mula yang tidak hidup nyaman. Mereka mengalami tekanan dan penganiayaan. Tapi justru dalam keadaan seperti itu, iman mereka makin bertambah dan kasih di antara mereka makin kuat. Iman yang sejati bukan hanya bertahan di tengah kemudahan, tapi bertumbuh justru di tengah kesulitan. Kasih yang sejati juga bukan hanya soal perasaan, tapi tentang kesetiaan yang terus-menerus dipilih, bahkan ketika situasi tidak mendukung.

Apa rahasianya? Bukan karena mereka hebat. Tapi karena mereka tahu kepada siapa mereka percaya. Dan karena mereka hidup saling menopang. Kasih kepada Allah dinyatakan dalam kasih satu sama lain.

Mungkin hari ini kita merasa lelah. Iman terasa berjalan di tempat. Kasih terasa berkurang. Tapi renungan ini mengingatkan: pertumbuhan tidak selalu terlihat besar, tapi ia hidup dalam hal-hal kecil, dalam kesabaran terhadap keluarga, dalam doa yang setia, dalam kata-kata yang lembut meski hati sedang keras.

Iman bertambah bukan karena suasana nyaman, melainkan karena kita terus memilih untuk berharap, dan kasih tumbuh karena kita terus memilih untuk hadir bagi sesama.
Komentar & Jawaban (maksimal 10 komentar):

Belum ada komentar untuk renungan ini.

Jika anda punya pertanyaan terkait renungan ini, sila ajukan dengan mengisir form di bawah ini. Segera akan kami respons.

Nomor HP tidak ditampilkan ke publik
📤 Bagikan via WhatsApp ⬅ Kembali ke Daftar Renungan