Dalam Genggaman Tangan Allah
    Nas: Yesaya 41:13 | Ibadah Lainnya
    🗓️ Tanggal: 13 Sep 2025
    👤 Penulis: Pdt. Dr. Irvan Hutasoit
    
    
      Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, beberapa waktu lalu saya melihat seorang ayah menggandeng anaknya menyeberang jalan raya yang padat. Anak kecil itu tampak gugup, matanya terus menoleh ke kiri dan ke kanan, mendengar deru kendaraan yang lewat dengan cepat. Wajahnya penuh ketakutan. Namun, yang membuat saya terharu adalah meskipun ia takut, kakinya tetap melangkah. Mengapa? Karena tangan mungilnya digenggam erat oleh tangan ayahnya. Ia percaya, selama ada dalam genggaman tangan sang ayah, ia aman. Kisah sederhana ini sesungguhnya menggambarkan perjalanan hidup kita. Dunia yang kita hadapi sering terasa bising, penuh risiko, dan menakutkan. Kita khawatir tentang pekerjaan, kesehatan, relasi, bahkan masa depan yang tidak pasti. Tetapi di tengah segala ketakutan itu, Allah berfirman dalam Yesaya 41:13: “Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau.”
Firman ini disampaikan kepada Israel yang sedang berada dalam pembuangan di Babel. Mereka merasa ditinggalkan dan tidak berdaya menghadapi bangsa-bangsa besar. Namun Allah menegaskan bahwa mereka tetap hamba pilihan-Nya, tetap berada dalam perhatian-Nya. Inilah penghiburan yang indah: hidup umat Allah tidak ditentukan oleh Babel, melainkan oleh Tuhan yang berdaulat. Janji itu disampaikan bukan dengan jarak, melainkan dengan kedekatan yang intim: Allah sendiri yang memegang tangan kanan mereka. Tangan kanan dalam tradisi Ibrani melambangkan kekuatan, kuasa, dan kehormatan. Dengan kata lain, Allah tidak hanya menolong dari jauh, tetapi menggandeng erat tangan kanan Israel, memberi mereka kekuatan, mengarahkan langkah mereka, dan menjaga mereka agar tidak jatuh. Bukan Israel yang kuat menggenggam tangan Allah, melainkan Allah yang kuat menggenggam tangan Israel.
Di dalam ayat ini, dua kata kunci juga penting untuk direnungkan. Pertama, kata “takut” (יָרֵא, yārē’) menunjuk pada rasa gentar dan cemas karena keadaan yang tidak terkendali. Kedua, kata “menolong” (עָזַר, ʿāzar) tidak sekadar berarti memberi bantuan kecil, melainkan sebuah tindakan penyelamatan Allah yang menopang, menguatkan, dan membebaskan umat dari bahaya. Maka, ketika Allah berkata: “Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau,” itu bukan sekadar kalimat penghiburan kosong, melainkan janji penyelamatan yang konkret.
Di sini kita dapat mengingat perkataan Bapa Gereja, Santo Agustinus, yang menulis: “Tangan Tuhan lebih dekat kepada kita daripada tangan kita sendiri.” Ungkapan ini menegaskan bahwa pertolongan Allah bukan sekadar hadir di luar, melainkan menopang dari dalam hidup kita, melampaui kekuatan yang kita miliki sendiri. Juga Santo Yohanes Krisostomus pernah berkata, “Siapa yang memiliki tangan Tuhan sebagai penopangnya, tidak akan pernah ditinggalkan, sekalipun seluruh dunia melawannya.” Kedua kesaksian ini menyuarakan hal yang sama dengan Yesaya 41:13, bahwa genggaman tangan Allah lebih pasti daripada semua sandaran dunia.
Saudara-saudara, kita semua punya “jalan ramai” kita masing-masing: ada yang sedang menanggung beban ekonomi, ada yang dilanda sakit, ada yang hidup dalam ketidakpastian relasi atau pekerjaan. Semua itu menimbulkan rasa takut. Tetapi firman ini adalah suara Allah yang personal bagi kita: “Aku sendiri memegang tangan kananmu.” Seperti anak kecil yang berjalan di jalan ramai, kita pun bisa tetap melangkah bukan karena jalan itu aman, melainkan karena ada tangan yang lebih kuat menggandeng kita. Dalam Yesus Kristus, janji ini mencapai puncaknya: Allah turun menggandeng tangan manusia, masuk dalam kerapuhan kita, dan tidak pernah melepaskan kita bahkan sampai pada kematian sekalipun.
Karena itu, janganlah takut. Allah yang berdaulat menggenggam tangan kita, tangan kanan kita yang lemah Ia kuatkan, langkah kita Ia arahkan, dan hidup kita Ia selamatkan. Pertolongan-Nya nyata, kasih-Nya teguh, dan genggaman tangan-Nya tidak pernah goyah. Mari kita berjalan dengan tenang dalam hidup ini, sebab kita ada dalam genggaman tangan Allah.    
    
  📤 Bagikan via WhatsApp
    ← Kembali ke Daftar Khotbah